ma holiday sebelum masuk ke kelas delapan!
akhirnyaaa.... aku dan kakakku berangkat berdua dengan kereta ke Malang. pengalaman pertama tanpa orang tua ke luar kota yang cukup jauh. jauh malah. di Malang, kami di jemput adik Mama, yang ku panggil Bunda Ai.
aku dan kakakku menunggu sepupuku Via dan Ryan pulang sekolah di studio musik di lantai atas. sambil tidur-tiduran di soffa akhirnya mereka datang. dimulailah liburan inii....
aku berubah menjadi kutu buku! Via menularkan hobi membacanya padaku. sebenarnya, aku sendiri sih yang memulai membaca salah satu bukunya. dan aku suka. setiap harinya aku membaca buku yang berbeda dari koleksi-koleksi Via. asiiikkk...
tau nggak? bukannya di Malang nggak ada internet, cuman di batasi. jadi, kakakku mengajak aku, Via, dan Ryan ke warnet(sesat). untung warnetnya dekat dan tempatnya... lumayan. dan yang lebih parahnya lagi, kami sering kesana kalau nggak pergi kemana-mana. hahaha.
selain itu, kalau kami bosan, kami main ke studio. kami membentuk band asal-asalan, aku lupa namanya, seingatku dodolipet, atau apalah. hahah. dan single kami yaitu... Mau Dibawa Kemana - Armada. saya sebagai vokalis gadungan, hanya bernyanyi sesuai yang diintruksikan. Via dan Kakakku bermain gitar, dan Ryan memegang Drum. studio itu sangat penuh oleh musik kami. hahaha...
di hari-hari terakhir sebelum aku dan kakakku kembali ke Jakarta, Bunda Ai mengajak ke Safari untuk berenang dan ya..melihat binatang. yang sangat membuat aku dan saudara-saudaraku tertawa adalah, Bunda kambuh penyakit nawarnya. saat beli wortel untuk jerapah, saat beli pisang, bahkan saat membeli tiket bunda bertanya, "nggak ada diskon ya mas?". ya ampun Bundaaa....
malamnya, saudara Om Sony dan Om Sony mengajak kami semua ke Gunung Bromo. agak terlambat juga sih berangkatnya. bagusnya, berangkat itu jam 12.00. tapi kami baru berangkat jam 01.00 pagi. rencananya, kami mau melihat sunrise.
sesampainya di sana, kami keluar dari mobil dengan pakaian tebal. kuncup menutupi kepala, sarung tangan, dan jaket tebal. karena ketahuilah, sangattttt dingin... dan aku sangat suka situasi dini hari itu, bintangnya banyak. hehe.
kami menggunakan hartop untuk melihat sunrise di salah satu gunung. suasana gelap, jalanan bahkan hamoir tidak terlihat. aku heran, kenapa mobil ini masih bisa berjalan, pdahal gelap gulita begini? wow.
kami telambat untuk melihat sunrise. sunrisenya sudah terbit duluan... tapi nggak apa-apa. suasana tetap dingin dan banyak sekali pengunjung dari luar negeri. kami berfoto-foto dan memakan bakso untuk menghangatkan tubuh. wuiihh....
kami lanjut lagi untuk melihat kawah. perjalanan dari parkiran ke kawah, adalah 2 km. kami dipaksa-paksa untuk naik kuda kesana. aku, kakakku, dan Via menolak. kami memilih untuk jalan kaki saja meskipun jauh. tapi tau tidak? semua kuda-kuda itu ngikutin kita! dan tidak hanya satu atau dua, tapi sepuluh mungkin! atau lebih. mereka mengelilingi kami, depan-belakang-kiri-kanan, seperti mengepung pencuri. akhirnya mau tidak mau, kami naik kuda kesana. awalnya aku ngeri karena jalanan menuju kawah sampingnya jurang. aku sempat pucat tapi berusaha menikmati di atas kuda itu.
dan ternyata belum berakhir juga penderitaan yang harus kutahan, kalau ingin melihat kawah, harus menaiki beratus-ratus anak tangga. tinggi sekali. kami tidak lama-lama diatas, kemudian setelah berfoto-foto kami menuruni ratusan anak tangga itu lagi. dan hallo kuda lagi.
aku lebih merasa ngeri saat turunnya. jalanan berbatu, menurun, jurang, ohhh aku lebih baik memejamkan mata. tapi sangat memalukan, anak laki-laki kira-kira setaun lebih tua dariku, menertawakanku. tanpa berpikir aku menjulurkan lidah padanya. haha. memang enak di ledek?
hari ini pulaaaang...~ perjalanan naik kereta lagi menuju Jakarta. Via sempat memohon-mohon pada Bunda untuk ikut bersama kami, tapi gimana? hari minggunya Via harus MOS masuk SMP.
akhirnya, kami pulang ke Jakarta.
huaahhh, banyak yang berubah. kayaknya aku bakal menjadi kutubuku novel, vokalis gadungan, dan... joki kuda yang ditertawakan karena memejamkan mata saat kudanya melewati jurang. hahaha.
Ma Holidayyy is over... see ya!
"Being Fearless doesn't mean being not afraid at all, it means being afraid but you jump anyway"
Wednesday, December 8, 2010
Anak-anak Baru
ya apalagi panggilannya kalau bukan anak-anak baru?
waktu kelas 7 kemarin, angkatanku masih berstatus anak-anak baru SMP. hahaha, masih anak kecil ingusan yang baru mau memasuki masa perkembangan menuju kedewasaan. dan, ya taulah... kalau sudah begitu, kakak-kakak kelas akan memberikan kami "pelajaran" tentang bersekolah di SMPIP BM, yaitu waktu MOS.
hari pertama. kami semua datang mengenakan seragam putih-hitam ke sekolah. dan saling berkenalan satu sama lain. kakak kelas meminta kami untuk membawa beberapa barang untuk keesokan harinya. hal yang aneh untuk dilakukan.
seperti datang ke sekolah mengenakan topi yang terbuat dari belahan bola plastik, dan memakainya seharian sampai keluar gerbang sekolah. memalukan. dan membawa makanan yang dinamai aneh-aneh oleh sang kakak kelas. jika barang yang dibawa salah atau kurang lengkap, kami harus meminta tanda tangan beberapa kakak osis.
dan tau kan, pasti diberi syarat agar mendapatkannya. huah.
dihari terakhir... hari sebelumnya, kami disuruh membawa ember, tepung, dan tanaman(?). hm, ember dan tepung.. dicampur air akan menjadi adonan yang sempurna(sotoy).
kami semua di kumpulkan di lapangan dengan mata ditutup slayer. kami didudukkan dilantai lapangan yang panas itu dan langsung di maki-maki oleh ketua BEST, kak Fadhil(dulu). kami cuma bisa diam.
dan perkiraan kami benar. begitu kak Fadhil bilang, "...dan ini hadiah untuk kalian."
BRUUUSSSSSHHH!! air dengan kandungan tepung menyiram tubuh kami. kami langsung membuka slayer dan melihat keadaan. kami disiram dengan air tepung. hebat.
"kejaaaaarrr!!!" kami berlari-lari dilapangan mengejar para kakak-kakak osis yang awalnya selalu bersikap tegas.
dan... begitulah... hehehe... aneh sih kalau mau ngomong begini, tapi... MOS itu ternyata hal yang paling seru untuk memulai sekolah lagi... hehe.
dan akhirnya, kami diresmikan menjadi anak SMP! yeee!!
waktu kelas 7 kemarin, angkatanku masih berstatus anak-anak baru SMP. hahaha, masih anak kecil ingusan yang baru mau memasuki masa perkembangan menuju kedewasaan. dan, ya taulah... kalau sudah begitu, kakak-kakak kelas akan memberikan kami "pelajaran" tentang bersekolah di SMPIP BM, yaitu waktu MOS.
hari pertama. kami semua datang mengenakan seragam putih-hitam ke sekolah. dan saling berkenalan satu sama lain. kakak kelas meminta kami untuk membawa beberapa barang untuk keesokan harinya. hal yang aneh untuk dilakukan.
seperti datang ke sekolah mengenakan topi yang terbuat dari belahan bola plastik, dan memakainya seharian sampai keluar gerbang sekolah. memalukan. dan membawa makanan yang dinamai aneh-aneh oleh sang kakak kelas. jika barang yang dibawa salah atau kurang lengkap, kami harus meminta tanda tangan beberapa kakak osis.
dan tau kan, pasti diberi syarat agar mendapatkannya. huah.
dihari terakhir... hari sebelumnya, kami disuruh membawa ember, tepung, dan tanaman(?). hm, ember dan tepung.. dicampur air akan menjadi adonan yang sempurna(sotoy).
kami semua di kumpulkan di lapangan dengan mata ditutup slayer. kami didudukkan dilantai lapangan yang panas itu dan langsung di maki-maki oleh ketua BEST, kak Fadhil(dulu). kami cuma bisa diam.
dan perkiraan kami benar. begitu kak Fadhil bilang, "...dan ini hadiah untuk kalian."
BRUUUSSSSSHHH!! air dengan kandungan tepung menyiram tubuh kami. kami langsung membuka slayer dan melihat keadaan. kami disiram dengan air tepung. hebat.
"kejaaaaarrr!!!" kami berlari-lari dilapangan mengejar para kakak-kakak osis yang awalnya selalu bersikap tegas.
dan... begitulah... hehehe... aneh sih kalau mau ngomong begini, tapi... MOS itu ternyata hal yang paling seru untuk memulai sekolah lagi... hehe.
dan akhirnya, kami diresmikan menjadi anak SMP! yeee!!
School oh School
my school... hmm...
namanya SMPIP Baitul Maal. setiap ada yang bertanya padaku tentang apa itu "SMPIP" aku hanya menjawab, "ya pokoknya begitulah sekolahku". karena kalau boleh jujur, aku sendiri nggak tau kenapa BM nama depannya bukan SMPIT, tapi SMPIP. kalau kataku sih, unik. hehehe.
SMPIP Baitul Maal yang biasa disingkat jadi BM, alamatnya di JL. Pesantren No. 62B Pondok Aren - Tangerang Selatan telp. 021 7358755.
kalau pagi--sebelum belajar--BM ada "sambut pagi". isinya sholat Dhuha sama membaca dzikir al-ma'tsurat bersama-sama. dan kalau sorenya--setelah sholat ashar--ada "jelang sore". isinya membaca dzkir asmaul husna, kultum, dll.
ohya! kalau setiap hari rabu itu, ada "english time" yang dibintangi oleh miss Andin, miss febri, and mrs.ani(kalo gasalah,lupa). di english time, banyak game-game bahasa inggris yang dapat memacu anak-anak BM buat berbahasa inggris.
di BM, diberlakukan sistem poin. diresmikan alias dimulai dari tahun 2010(kayaknya), kalau ada yang melakukan pelanggaran, poinnya akan dikurangi sesuai tingkat pelanggarannya.
huhm... tujuh prinsip! di BM, setiap sambut pagi dan jelang sore, kita selalu mengucapkan tujuh prinsip! ada tiga versi bahasa lagi. bahasa indonesia, bahasa inggris, dan bahasa arab. keren kan? saya kasih tau yang versi bahasa indonesianya aja ya :
TUJUH PRINSIP !
jujur jujur jujur
tanggung jawab tanggung jawab tanggung jawab
fisioner fisioner fisioner
disiplin disiplin disiplin
kerja sama kerja sama kerja sama
adil adil adil
peduli peduli peduli
haha, ngucapinnya memang maisng-masing tiga kali. tapi... mari kita terapkan bersama-sama!
anak-anak BM juga berorganisasi lho! namanya, BEST. singkatannya, Badan Eksekutif Siswa Terpadu. mau ikhwan maupun akhwat semuanya ikut bekerja sama. hehe.
dan di BM... torang samua basudara iyo to iyo to iyo to? hehehe
artinya ya? kita semua bersaudara! (:
namanya SMPIP Baitul Maal. setiap ada yang bertanya padaku tentang apa itu "SMPIP" aku hanya menjawab, "ya pokoknya begitulah sekolahku". karena kalau boleh jujur, aku sendiri nggak tau kenapa BM nama depannya bukan SMPIT, tapi SMPIP. kalau kataku sih, unik. hehehe.
SMPIP Baitul Maal yang biasa disingkat jadi BM, alamatnya di JL. Pesantren No. 62B Pondok Aren - Tangerang Selatan telp. 021 7358755.
kalau pagi--sebelum belajar--BM ada "sambut pagi". isinya sholat Dhuha sama membaca dzikir al-ma'tsurat bersama-sama. dan kalau sorenya--setelah sholat ashar--ada "jelang sore". isinya membaca dzkir asmaul husna, kultum, dll.
ohya! kalau setiap hari rabu itu, ada "english time" yang dibintangi oleh miss Andin, miss febri, and mrs.ani(kalo gasalah,lupa). di english time, banyak game-game bahasa inggris yang dapat memacu anak-anak BM buat berbahasa inggris.
di BM, diberlakukan sistem poin. diresmikan alias dimulai dari tahun 2010(kayaknya), kalau ada yang melakukan pelanggaran, poinnya akan dikurangi sesuai tingkat pelanggarannya.
huhm... tujuh prinsip! di BM, setiap sambut pagi dan jelang sore, kita selalu mengucapkan tujuh prinsip! ada tiga versi bahasa lagi. bahasa indonesia, bahasa inggris, dan bahasa arab. keren kan? saya kasih tau yang versi bahasa indonesianya aja ya :
TUJUH PRINSIP !
jujur jujur jujur
tanggung jawab tanggung jawab tanggung jawab
fisioner fisioner fisioner
disiplin disiplin disiplin
kerja sama kerja sama kerja sama
adil adil adil
peduli peduli peduli
haha, ngucapinnya memang maisng-masing tiga kali. tapi... mari kita terapkan bersama-sama!
anak-anak BM juga berorganisasi lho! namanya, BEST. singkatannya, Badan Eksekutif Siswa Terpadu. mau ikhwan maupun akhwat semuanya ikut bekerja sama. hehe.
dan di BM... torang samua basudara iyo to iyo to iyo to? hehehe
artinya ya? kita semua bersaudara! (:
Well, it's Me
Assalamu'alaikum buat yang baca...
namaku, Talitha Nindya Kirana. panggil aja Talitha. Tata juga boleh sih. kalo tahun 2010 ini, aku berumur 13 tahun. aku muncul ke dunia ini dan pertama kali nangis yaitu di Denpasar pada tanggal 8 AGUSTUS 1997. oh iya, aku bisa lahir karena kedua orang tuaku. nama Mamaku, Reni Ariyanti, dan nama Ayahku, Syukri Asyhadi.
aku dan keluargaku tinggal di Jl.Puter VIII no.10, sekt.5, Bintaro Jaya. yang membuat rumahku rusuh adalah kedua kakak-adikku. secara, mereka anak laki-laki. jarang bisa bersih dan rapi. nama kakakku Fahmi Raditya Syahbudi(kepanjangan mas...haha) dan adikku Hilmy Renaldy Wicaksana(sama aja panjang juga).
aku bersekolah di SMPIP Baitul Maal(nanti aku ceritain tentang sekolahku di posting berikutnya).
hobiku kalau dirumah paling genjreng-genjreng gitar, nyoret-nyoret di kertas kosong(sumpah kurang kerjaan banget), nulis cerita-cerita yang entah kapan aku selesaikan, dengerin lagu, tidur, ya begitulah masih banyak lagi...
*kamu mau jadi apa kalo udah gede?*
haha, kalau ditanya begitu, aku mungkin bakal menjawab, "kebanyakan kalau disebutin".
tapi, yang biasanya aku tulis di biodata buat teman sih; dokter, musisi, astronomi, penulis, dll. yaaa kalau dirangkepin semuanya, intinya profesi apa aja yang aku suka menjalaninya dan yang jelas menuju kesuksesan. hehehe.
well, It's me! hehe... :)
namaku, Talitha Nindya Kirana. panggil aja Talitha. Tata juga boleh sih. kalo tahun 2010 ini, aku berumur 13 tahun. aku muncul ke dunia ini dan pertama kali nangis yaitu di Denpasar pada tanggal 8 AGUSTUS 1997. oh iya, aku bisa lahir karena kedua orang tuaku. nama Mamaku, Reni Ariyanti, dan nama Ayahku, Syukri Asyhadi.
aku dan keluargaku tinggal di Jl.Puter VIII no.10, sekt.5, Bintaro Jaya. yang membuat rumahku rusuh adalah kedua kakak-adikku. secara, mereka anak laki-laki. jarang bisa bersih dan rapi. nama kakakku Fahmi Raditya Syahbudi(kepanjangan mas...haha) dan adikku Hilmy Renaldy Wicaksana(sama aja panjang juga).
aku bersekolah di SMPIP Baitul Maal(nanti aku ceritain tentang sekolahku di posting berikutnya).
hobiku kalau dirumah paling genjreng-genjreng gitar, nyoret-nyoret di kertas kosong(sumpah kurang kerjaan banget), nulis cerita-cerita yang entah kapan aku selesaikan, dengerin lagu, tidur, ya begitulah masih banyak lagi...
*kamu mau jadi apa kalo udah gede?*
haha, kalau ditanya begitu, aku mungkin bakal menjawab, "kebanyakan kalau disebutin".
tapi, yang biasanya aku tulis di biodata buat teman sih; dokter, musisi, astronomi, penulis, dll. yaaa kalau dirangkepin semuanya, intinya profesi apa aja yang aku suka menjalaninya dan yang jelas menuju kesuksesan. hehehe.
well, It's me! hehe... :)
Tuesday, December 7, 2010
dhruva
Kisah Bintang Kutub
oleh: Dongeng Pengarang : Cerita Rakyat
* Summary rating: 4 stars (26 Tinjauan)
* Kunjungan : 1315
* kata:900
*
Di langit malam yang gelap, ada sebuah bintang yang tak pernah berpindah. Orang-orang menyebutnya Bintang Kutub. Bintang ini dapat menjadi pedoman untuk menetukan arah bagi para pelaut dan nelayan di laut lepas. Di India, bintang ini disebut Bintang Dhruva.
Mengapa demikian? Begini ceritanya…
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang anak bersama Dhruva. Ia tinggal di tengah hutan bersama ibunya. Ibu Dhruva bernama Ratu Suniti. Ya! Dhruva memang putra mahkota seorang raja! Ayahnya bernama Raja Uttanapada.
Seharusnya Dhruva dan ibunya tinggal di dalam istana. Tapi, karena kedengkian seorang kerabat istana yang ingin anaknya kelak menjadi raja, Dhruva dan ibunya di usir dari istana.
Dalam kehidupannya, Dhruva sangat merindukan ayahnya. Tapi, tiap kali Ratu Suniti menghiburnya,
"Dhruva, anakku," kata Ratu Suniti. "Ada seorang ayah yang sangat menyayangimu. Kelak suatu hari nanti, kau akan bertemu dengannya."
"Siapa dia , Bu?" tanya Dhruva.
"Dia adalah Dewa Wishnu," jawab Ratu Suniti.
"Kapan saya bisa bertemu denganya, Bu?" tanya Dhruva lagi.
"Nanti, bila kau sudah dewasa dan menjadi orang yang bijaksana," sahut Ratu Suniti sambil membelai kepala Dhruva.
Dhruva termenung. Ia benar-benar merindukan seorang ayah! Beberapa bulan yang lalu, ia memang pergi ke istana. Tapi ia tidak bertemu dengan ayahnya. Ia malah bertemu dengan Suruchi, kerabat istana yang dengki itu. Suruchi langsung mengusir Dhruva. Dan dhruva pun kembali ke hutan.
"Saya tidak mau menunggu sampai jadi dewasa dan bijakasana, Bu," kata Dhruva kemudian. "Saya ingin bertemu dengan Dewa Wishnu sekarang."
Ratu Suniti mengetahui betapa kuatnya keinginan Dhruva.
"Anakku Dhruva," ucap Ratu Suniti akhirnya. "Kalau kau memang ingin bertemu Dewa Wishnu, pergilah. Tapi ingat, segera kembali ke sini begitu keinginanmu berkurang walau cuma sedikit."
Dhruva sangat berterima kasih atas kebijaksanaan ibunya. Ia kemudian pamit, lalu meninggalkan ibu dan gubuknya. Ia terus melangkah makin jauh masuk ke dalam hutan. Ya! Dhruva memang sangat ingin bertemu Dewa Wishnu! Berhari-hari Dhruva berjalan, tapi ia belum juga bertemu Dewa Wishnu.
Pada suatu malam, Dhruva merasa sangat lelah dan lapar. Ia berbaring di bawah sebuah pohon besar. Di tengah kegelapan itu, ia melamun. Terbayang di matanya wajah ibunya yang sedih dan kesepian tanpa dirinya. Tapi keinginan Dhruva tak pernah berkurang sedikit pun. Dan dalam kegelapan itu, tiba-tiba seseorang muncul di depan Dhruva. Orang itu adalah Narada yang bijaksana.
"Anak kecil, sedang apa kau malam-malam begini berada di tengah hutan?" tanya Narada.
Lalu Dhruva menceritakan keinginannya untuk bertemu Dewa Wishnu. Kepala Narada mengangguk-angguk begitu cerita Dhruva selesai.
"Kalau begitu, ikutlah denganku," kata Narada kemudian.
Sejak saat itu, Dhruva mengikuti Narada.
Narada mengajari Dhruva berdoa dan bertapa. Dhruva sangat tekun belajar bertapa. Ia duduk tak bergerak di atas batu, menutup matanya, kemudian memusatkan pikiran pada satu hal, yaitu Dewa Wishnu.
Suatu hari, terdengarlah suara, "Anaklku Dhruva, aku ada di sini."
Dhruva membuka matanya. Di depan Dhruva, berdirilah seorang laki-laki. Cahaya kemilau menyelimuti tubuh laki-laki itu. Saat itu juga Dhruva tahu bahwa doanya terkabul. Laki-laki itu adalah Dewa Wishnu. Dhruva sangat gembira.
"Anakku," kata Dewa Wishnu. "Kau sudah melakukan segala hal agar bisa bertemu denganku. Kau sudah memegang teguh keinginan itu, dan mengatasi semua rintangan yang menghadangmu. Nah, sekarang apa yang kau inginkan setelah bertemu denganku?"
"Dewa, saya sangat merindukan seorang ayah. Ibu saya berkata bahwa Dewa Wishnu-lah ayah yang terbaik di dunia ini. Saya ingin selalu dekat dengan Dewa," jawab Dhruva. "Selain itu, saya ingin Ibu saya kembali ke istana. Saya ingin Ibu saya bahagia, Dewa."
"Baiklah," sahut Dewa Wishnu. "Ibumu akan kembali ke istana, dan kau akan selalu dekat denganku."
Lalu Dewa Wishnu mengubah Dhruva menjadi sebuah bintang yang amat terang, dan meletakkannya di langit. Beberapa saat setelah Dhruva menjadi Bintang Kutub, datanglah utusan istana untuk menjemput Ratu Suniti, Ibu dhruva. Raja Uttanapada sudah mengetahui kedengkian Suruchi. Ratu Suniti pun kembali ke istana.
Bila malam tiba, Ratu Suniti selalu menyempatkan diri untuk melambaikan tangan ke arah Bintang Kutub, yang kemudian diketahuinya merupakan penjelmaan dari Dhruva. Dhruva pun membalas lambaian tangan itu dengan kerlipan yang indah.
Bintang Kutub itu tak pernah berpindah, tak seperti bintang-bintang lain yang selalu bergiliran untuk muncul di langit. Bintang Kutub itu ada sepanjang tahun, sebagailambang keinginan yang begitu kuat, yaitu keinginan Dhruva bertemu dengan Dewa Wishnu.
oleh: Dongeng Pengarang : Cerita Rakyat
* Summary rating: 4 stars (26 Tinjauan)
* Kunjungan : 1315
* kata:900
*
Di langit malam yang gelap, ada sebuah bintang yang tak pernah berpindah. Orang-orang menyebutnya Bintang Kutub. Bintang ini dapat menjadi pedoman untuk menetukan arah bagi para pelaut dan nelayan di laut lepas. Di India, bintang ini disebut Bintang Dhruva.
Mengapa demikian? Begini ceritanya…
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang anak bersama Dhruva. Ia tinggal di tengah hutan bersama ibunya. Ibu Dhruva bernama Ratu Suniti. Ya! Dhruva memang putra mahkota seorang raja! Ayahnya bernama Raja Uttanapada.
Seharusnya Dhruva dan ibunya tinggal di dalam istana. Tapi, karena kedengkian seorang kerabat istana yang ingin anaknya kelak menjadi raja, Dhruva dan ibunya di usir dari istana.
Dalam kehidupannya, Dhruva sangat merindukan ayahnya. Tapi, tiap kali Ratu Suniti menghiburnya,
"Dhruva, anakku," kata Ratu Suniti. "Ada seorang ayah yang sangat menyayangimu. Kelak suatu hari nanti, kau akan bertemu dengannya."
"Siapa dia , Bu?" tanya Dhruva.
"Dia adalah Dewa Wishnu," jawab Ratu Suniti.
"Kapan saya bisa bertemu denganya, Bu?" tanya Dhruva lagi.
"Nanti, bila kau sudah dewasa dan menjadi orang yang bijaksana," sahut Ratu Suniti sambil membelai kepala Dhruva.
Dhruva termenung. Ia benar-benar merindukan seorang ayah! Beberapa bulan yang lalu, ia memang pergi ke istana. Tapi ia tidak bertemu dengan ayahnya. Ia malah bertemu dengan Suruchi, kerabat istana yang dengki itu. Suruchi langsung mengusir Dhruva. Dan dhruva pun kembali ke hutan.
"Saya tidak mau menunggu sampai jadi dewasa dan bijakasana, Bu," kata Dhruva kemudian. "Saya ingin bertemu dengan Dewa Wishnu sekarang."
Ratu Suniti mengetahui betapa kuatnya keinginan Dhruva.
"Anakku Dhruva," ucap Ratu Suniti akhirnya. "Kalau kau memang ingin bertemu Dewa Wishnu, pergilah. Tapi ingat, segera kembali ke sini begitu keinginanmu berkurang walau cuma sedikit."
Dhruva sangat berterima kasih atas kebijaksanaan ibunya. Ia kemudian pamit, lalu meninggalkan ibu dan gubuknya. Ia terus melangkah makin jauh masuk ke dalam hutan. Ya! Dhruva memang sangat ingin bertemu Dewa Wishnu! Berhari-hari Dhruva berjalan, tapi ia belum juga bertemu Dewa Wishnu.
Pada suatu malam, Dhruva merasa sangat lelah dan lapar. Ia berbaring di bawah sebuah pohon besar. Di tengah kegelapan itu, ia melamun. Terbayang di matanya wajah ibunya yang sedih dan kesepian tanpa dirinya. Tapi keinginan Dhruva tak pernah berkurang sedikit pun. Dan dalam kegelapan itu, tiba-tiba seseorang muncul di depan Dhruva. Orang itu adalah Narada yang bijaksana.
"Anak kecil, sedang apa kau malam-malam begini berada di tengah hutan?" tanya Narada.
Lalu Dhruva menceritakan keinginannya untuk bertemu Dewa Wishnu. Kepala Narada mengangguk-angguk begitu cerita Dhruva selesai.
"Kalau begitu, ikutlah denganku," kata Narada kemudian.
Sejak saat itu, Dhruva mengikuti Narada.
Narada mengajari Dhruva berdoa dan bertapa. Dhruva sangat tekun belajar bertapa. Ia duduk tak bergerak di atas batu, menutup matanya, kemudian memusatkan pikiran pada satu hal, yaitu Dewa Wishnu.
Suatu hari, terdengarlah suara, "Anaklku Dhruva, aku ada di sini."
Dhruva membuka matanya. Di depan Dhruva, berdirilah seorang laki-laki. Cahaya kemilau menyelimuti tubuh laki-laki itu. Saat itu juga Dhruva tahu bahwa doanya terkabul. Laki-laki itu adalah Dewa Wishnu. Dhruva sangat gembira.
"Anakku," kata Dewa Wishnu. "Kau sudah melakukan segala hal agar bisa bertemu denganku. Kau sudah memegang teguh keinginan itu, dan mengatasi semua rintangan yang menghadangmu. Nah, sekarang apa yang kau inginkan setelah bertemu denganku?"
"Dewa, saya sangat merindukan seorang ayah. Ibu saya berkata bahwa Dewa Wishnu-lah ayah yang terbaik di dunia ini. Saya ingin selalu dekat dengan Dewa," jawab Dhruva. "Selain itu, saya ingin Ibu saya kembali ke istana. Saya ingin Ibu saya bahagia, Dewa."
"Baiklah," sahut Dewa Wishnu. "Ibumu akan kembali ke istana, dan kau akan selalu dekat denganku."
Lalu Dewa Wishnu mengubah Dhruva menjadi sebuah bintang yang amat terang, dan meletakkannya di langit. Beberapa saat setelah Dhruva menjadi Bintang Kutub, datanglah utusan istana untuk menjemput Ratu Suniti, Ibu dhruva. Raja Uttanapada sudah mengetahui kedengkian Suruchi. Ratu Suniti pun kembali ke istana.
Bila malam tiba, Ratu Suniti selalu menyempatkan diri untuk melambaikan tangan ke arah Bintang Kutub, yang kemudian diketahuinya merupakan penjelmaan dari Dhruva. Dhruva pun membalas lambaian tangan itu dengan kerlipan yang indah.
Bintang Kutub itu tak pernah berpindah, tak seperti bintang-bintang lain yang selalu bergiliran untuk muncul di langit. Bintang Kutub itu ada sepanjang tahun, sebagailambang keinginan yang begitu kuat, yaitu keinginan Dhruva bertemu dengan Dewa Wishnu.
Subscribe to:
Posts (Atom)
22 YEARS OF EXISTENCE + a throwback
I always thought the age 22 is very mature, like you've experienced so much in life, you'll be wiser with your adulting stuff, but...
-
EASY? NO. IT WOULD NEVER BE.
-
huahaha, bingung ye maksud tuh judul diatas apa? wkwk. sini tak jelasin #plak jadi, kan Aku, Via, Adit, Ryan, Alva, waktu itu pengen nonto...
-
hai hai assalamu'alaikum! *tumben pake assalamualaikum* di posting ini, aku mau kenalin temen-temen aku di SMP BM. yaitu akhwat angkata...