"Ayo Ta buruaaan~"
aku langsung pake sepatu dan mengambil tas, kemudian Nurul dan Dea sudah berlari didepanku, meninggalkan ku di belakang yang masih membetulkan tas.
Kenapa kita lari-lari? kita ngejar kereta! kami bertiga berencana untuk ke Happy Puppy di BSD. haha, sebenernya Happy Puppy ada juga sih yang di bintaro, tapi yang di BSD ada nilainya, jadi habis nyanyi ada score hasil nyanyi kita.
awalnya juga bukan kami bertiga aja yang berencana. tapi, karena tidak bisa, ya sudah, aku dea dan nurul aja yang berangkat.
oke, kami sampai di stasiun. aku melihat orang-orang stasiun dan agak... ngeri melihatnya. jadi, aku selalu memegang tangan Dea.
setelah membeli tiket, aku bertanya pada Nurul, "kereta apa, Nu?"
"ekonomi..." katanya dengan miris.
"huaa ekonomi.........." ya sudahlah mau bagaimana lagi..
setelah pengumuman kereta akan segera datang, kami bersiap. dan ketika kereta kuning biru itu melewati kami dan lama-lama berhenti, aku terus menganga. PENUH. aku mulai deg-deg-an(lebay) takut ada sesuatu yang tidak diinginkan. oke, hadapi sajalah.
Nurul masuk duluan ke dalam. yang... wow, sangat penuh. aku menyiapkan mental dan meletakkan tas ranselku di depan. oke, aku menerobos masuk mengikuti Nurul. seperti oksigen yang tadi ku hirup hilang di rebut orang lain. orang-orang disini tampak tak bersahabat. sepertinya aku mulai sesak. aku mendongakkan kepalaku ke atas berusaha mendapatkan oksigen, tapi gagal.
aku menoleh mencari Nurul yang dipaksa ke dalam oleh orang-orang itu. kemudian aku pun terbawa arus di paksa masuk ke dalam juga, aku melihat Dea yang terjebak di depan. ia di kelilingi orang-orang tak bersahabat tadi. wajahnya, uhm, sangat menunjukkan dia itu, uhm, apa ya, lelah? atau semacamnya.
aku berdiri di samping Nurul. dan ada ibu-ibu duduk menyamping di depanku. aku tergencet ke depannya. aw, orang-orang terus mendorongku dan memaksa masuk. nafasku mulai sesak lagi. aku berkeringat sangat banyak.
ketika sampai di stasiun berikutnya, orang-orang mulai bergerak lagi. ya ampun, antara yang mau keluar dan yang mau masuk benar-benar bobrok. masing-masing tidak mau kalah. aku dan Nurul tergencet lagi. ketika kereta mulai bergerak, Dea menerobos orang agar bisa berkumpul denganku dan Nurul.
Aku merasa ada yang bersandar di punggungku. benar saja, seseorang memunggungiku dan bersandar padaku. hellooo saya sudah mau tumbang iniii~
aku merasa kesal sama kakak laki-laki berjaket biru yang duduk dekat jendela dengan enaknya. yaa, disampingku ada ibu-ibu yang berdiri. dan dia nggak ngasih tempat duduknya, sopan sekali bukan? yap. nggak keringetan nggak merasa gerah, enak banget kayaknya. ckckck. dan, ada bapak-bapak yang berdiri dekat jendela, tepatnya, menutupi jendela.
"Nu, bapak-bapak itu nutupin udara masuk Nu..." kataku pelan pada Nurul. Nurul mengangguk setuju.
beberapa saat kemudian, "Ma, ayo ma, jalan ke depan, bentar lagi Rawabuntu" kata Nurul ke Dea. aku menyamping menghadap Dea. Dea mulai bergerak. aku juga, tapi karena arus yang kembali mendorongku. oke.. penuh. nggak bisa keluar begini mah.
orang-orang mulai ramai. mulai ramai oleh kata-kata "yang masuk dulu!" atau "yang keluar duluu!"
kita sudah sampai di stasiun Rawabuntu. rasanya makin padat saja. aku jadi khawatir, apakah kami bisa keluar atau tidak. keadaan ramai. aku bingung saat itu.
ada yang bertanya, kami akan turun dimana, dan Nurul menjawab di sini, di rawabuntu. kemudian, ada yang menyahut, "udah... turun di serpong aja serpong..."
enak banget ngomongnya, emang dikira kita tau jalan dari serpong?
tau tau, kereta mulai bergerak. aku terbelalak. "Nu?!"
"gila... kita lanjut..."
dan, terbawalah kami ke serpong dengan kereta itu.
kami sampai di stasiun serpong. dan semoga kami bisa keluar dari kereta ekonomi penuh manusia itu. orang-orang yang tadi bertanya pada kami, berbicara kami harus cepat-cepat keluar sebelum kereta jalan lagi. ya memang itu yang daritadi aku pikirkan ibu, bapakk....
oke, kalo pada main kasar, saya juga gak takut main kasar. Dea mulai menerobos paksa orang-orang yang memaksa masuk itu. kemudian, aku mengikutinya di belakang. dan.. aku seperti di tarik masuk, tapi aku memaksa untuk lewat.
sebelum keluar, ada seseorang bilang, "bagus dek, terobos aja, entar kebawa lagi" siap boss.
aku melihat cahaya dan langsung berlari kearah cahaya itu. tasku sudah melorot diujung tangan kananku, karna sudah terlepas dari tangan kiriku saat menerobos orang-orang itu.
Dea, Nurul, dan aku menghela nafas lega dengan keras saat kami sudah keluar dari kereta itu. aku melempar tas ranselku ke bawah "WHAT!" aku terengah-engah. akhirnya keluar dari kereta biadab itu.
aku, dea, dan nurul duduk di bawah mengikuti tasku yang sudah tergeletak. kami mulai ngedumel macam-macam dan nggak mau menaiki kereta ekonomi itu. kami sudah mandi keringat didalam sana. rebutan oksigen. di dorong sana dorong sini, di gencat-gencet pulaa. dan parahnya lagi kami terbawa sampai serpong! oh my god.
"gila, kita harusnya turun di rawabuntu malah sampe ke serpong"
"emang dikira kita tau jalan apa?"
"helloo nggak ngeliat apa kita anak kecil? ish.." sahutku.
kemudian kami masih ingin melepas lelah. bodo amat diliatin orang-orang karna duduk di jalan. siapa suruh ngebawa kita ke serpong? huft.
"Ta, kita basah kena keringet orang" kata Dea tiba-tiba.
"hah? apaan?" aku kaget.
"nih, ini keringet oraaang...." Dea menunjukkin jilbab di punggungnya yang menunjukkan buletan warna gelap, menunjukkan jilbab itu basah. yakh.
aku menengok ke jilbab belakangku sendiri. oh my god, lingkaran sama, malah lebih besaaar. ya Allaaah.... aku merasa jijik sama diri sendiri. dekil dekil deh ini.
"huaaa kalo keringet sendiri sih mending, ini keringet orang... ya allaaah tolong" jeritku tertahan.
setelah mengumpulkan roh kembali ke tubuh kami, kami mulai berdiri dan berpikir bagaimana bisa keluar dari sini. wow, aku sama sekali nggak tau ini dimana. Nurul dan Dea juga nggak tau. tapi Nurul bilang ibunya pernah ngasih tau caranya kalo dari serpong ke BSD. jadi dia lagi nginget-nginget.
tapi, kita malah nanya orang sana-sini. ngga juga sih, kebanyakan orang-orang yang nanya "mau kemana dek?" jadi, kita tinggal jawab dan di kasih tau. heheh.
kita disuruh naik angkot biru muda bertuliskan 03, dan kami turun di POM BENSIN karna abangnya ngisi bensin dulu-___-".
kami bertiga jalan kaki sebentar ke ITCnya dan makan di KFC (makanan kebangsaan kalo lagi jalan bareng). haha, menemukan minuman baruu.. Mocca float di campur pepsi. hahaha rasanya lucu lho.. coba ajaa, entar ketawa.. wkwk.
oke, lanjut.
jadi, kami langsung ke BSD Junction di sebelah ITC. kami berjalan mengelilingi mall itu. Happy Puppy nya tidak ketemu-ketemu. tau-tau sudah sampai ujung dan itu adalah tempat untuk parkir basement. lha? kami memutar arah. dan bertemu orang lagi.
"mau kemana dek?"
entah waktu itu siapa yang menjawab, yang jelas aku diam saja dan terus jalan. "emangnya tampang kita itu tampang tersesat yak? daritadi di tanyain oraang mulu" kataku.
"haha, iya yak"
kemudian, kami berjalan cukup jauh dan akhirnya menemukan Happy Puppy. setelah mendaftar, kami menuju ruangan dan huaah! finally we got it!
Nurul langsung memilih lagu "Firework" hahah. sementara Dea dan Nurul mulai berkaraoke ria, aku duduk di soffa seberang sendiri. aku tiduran sambil memejamkan mata, capek gila.
yap, kami nyanyi-nyanyi sampe suara mau putus. berlomba-lomba untuk dapet nilai bagus. hahah, dan waktu akhirnya habis. sudah 2 jam kami bernyanyi ria.
kami ke lantai 4 untuk shalat kemudian baru membayar dan pulang.
sampai di depan Happy Puppy, ternyata hujan. lumayan deras yang membuat kami tidak mungkin berlari menembus hujan deras itu. kami duduk dulu di tangga dan mendengarkan rekaman-rekaman suara kami yang aku rekam tadi.
karena wkatu sudah menunjukkan pukul lima lebih, kami memilih untuk menembus hujan. diujung jalan kami menyebrang, ada angkot yang ngetem. kami memanggil angkot itu, tapi.. tuh angkot langsung jalan!
angkot kedua, bukan tujuan ke rawabuntu. huaah, padahal kami sudah naik ke dalam dan harus turun lagi. gila, maksudnya apa ini?
kemudian, angkot ketiga dan angkot keempat rese. kami sudah melambai-lambaikan tangan, tapi dikacangin. yea, well, memang kedua angkot itu penuh sih. dan akhirnya setelah angkot-angkot menyebalkan itu, kami berhasil naik angkot ke tujuan rawabuntu.
tapi...
yep. angkotnya ngetem mulu. huft. itu maksudnya apaaa? untung cuma kami bertiga di dalam angkot, kami bisa selonjoran dan hal semacamnya diangkot. tapi, hari semakin gelap dan angkot hijau ini sudah berkali-kali ngetem. entah jam berapa nanti akan dapat kereta. yang pasti bukan kereta EKONOMI!
sampai di rawabuntu, kami hujan-hujanan dan becek-becekkan lagi. setelah membeli tiket, kami duduk di peron 2 yang sepi.
"keretanya dapet kereta ekonomi AC jam 7"
kami bertiga duduk di kursi sambil mengobrol. Nurul tiba-tiba berlari menembus hujan, "mau kemana nu?" teriakku.
"ke warung!"
he? ngapain tuh anak ke warung? sambil nunggu, aku dan Dea mengobrol-ngobrol. saat itu masih jam 6 sore lebih, jadi masih lama untuk menunggu kereta. parahnya, kami bertiga itu basah kuyup. fiuh..
Nurul kembali dan membawa satu kantong pelastik hitam. ia menyodorkan roti dan memberikkan pada aku dan Dea. kami bertiga mengobrol dan bercanda-canda.
tiba-tiba, ada pengumuman tentang kereta yang akan segera datang. "kereta yang mana Nu?" tanyaku ke Nurul. "yak, yang ini kereta kalian" jawabnya.
terus, pas keretanya lewat, wow, sepiii.... asiiik, aku dan Dea lega karna kereta ini sepi dan tidak sesak seperti tadi siang. setelah berpisah dengan Nurul, aku dan Dea masuk ke kereta dingin itu.
aku dan Dea basah kuyup dan kedinginan. AC kereta ini terlalu dingin untuk kereta ekonomi AC. dan kereta ini juga terlalu bagus untuk kereta ekonomi AC. oke, aku melihat sekeliling dan berpikir, apakah benar kereta yang ini?
"Ma, bener ini kereta ekonomi AC?" aku bertanya pelan dengan agak gemetar.
"kaga tau.."
"kok kayak KRL yak? masalahnya, terlalu bagus buat ekonomi AC..." kataku lagi.
"haduu gak tau deh"
"dan, keretanya tadi jam berapa katanya? jam 7 kan? sekarang aja baru 06.20! hadu... salah beneran ini"
kami sedikit panik. tapi tiba-tiba, Dea bilang kereta ini memang lewat pondok ranji. ya sudah, aku menghela nafas lega. aku dan Dea mengobrol meski kedinginan. karena di luar gelap, aku berusaha melihat menembus kaca.
"ma, ma, ini udah sampe belum? stasiunnya mirip pondok ranji" aku menepuk pundak Dea.
"iya. iya." kata Dea sambil bangkit dari duduknya.
tepat kereta berhenti dan pintu terbuka otomatis, kami langsung melangkah keluar.
"eh? kok sepi?"
"ma, salah kali maaa!" kataku panik.
kami langsung muter balik dan kembali masuk. untung pintu kereta belum tertutup kembali. huft.. membingungkan.
"mau kemana dek?" yak, kami ditanya orang lain lagi. oh commooon!
"ke pondok ranji" jawabku polos.
"oh, masih satu kali lagi" kata bapak-bapak itu tanpa mengalihkan pandangan dari koran yang ia baca.
aku dan Dea duduk kembali di kursi. kami melanjutkan mengobrol kami yang tidak ada ujungnya, dan akhirnya kita sampe. fiuh!
benar, ini pondok ranji. haha, ada sesuatu yang mengingatkanku sama stasiun ini. jadi, kami turun dan jalan ke depan setelah kereta lewat. aku berpisah dengannya. dia tinggal jalan ke rumahnya, dan aku naik ojek.
keadaan masih hujan dan aku makin kedinginan. setelah sampai rumah aku langsung tepaaarr!
oh yeah, dan our journey is over. huah, a journey with SI ALON (baca: sialan. karena segala kesialan kami tadi).
hahah, SELESAI!
aku langsung pake sepatu dan mengambil tas, kemudian Nurul dan Dea sudah berlari didepanku, meninggalkan ku di belakang yang masih membetulkan tas.
Kenapa kita lari-lari? kita ngejar kereta! kami bertiga berencana untuk ke Happy Puppy di BSD. haha, sebenernya Happy Puppy ada juga sih yang di bintaro, tapi yang di BSD ada nilainya, jadi habis nyanyi ada score hasil nyanyi kita.
awalnya juga bukan kami bertiga aja yang berencana. tapi, karena tidak bisa, ya sudah, aku dea dan nurul aja yang berangkat.
oke, kami sampai di stasiun. aku melihat orang-orang stasiun dan agak... ngeri melihatnya. jadi, aku selalu memegang tangan Dea.
setelah membeli tiket, aku bertanya pada Nurul, "kereta apa, Nu?"
"ekonomi..." katanya dengan miris.
"huaa ekonomi.........." ya sudahlah mau bagaimana lagi..
setelah pengumuman kereta akan segera datang, kami bersiap. dan ketika kereta kuning biru itu melewati kami dan lama-lama berhenti, aku terus menganga. PENUH. aku mulai deg-deg-an(lebay) takut ada sesuatu yang tidak diinginkan. oke, hadapi sajalah.
Nurul masuk duluan ke dalam. yang... wow, sangat penuh. aku menyiapkan mental dan meletakkan tas ranselku di depan. oke, aku menerobos masuk mengikuti Nurul. seperti oksigen yang tadi ku hirup hilang di rebut orang lain. orang-orang disini tampak tak bersahabat. sepertinya aku mulai sesak. aku mendongakkan kepalaku ke atas berusaha mendapatkan oksigen, tapi gagal.
aku menoleh mencari Nurul yang dipaksa ke dalam oleh orang-orang itu. kemudian aku pun terbawa arus di paksa masuk ke dalam juga, aku melihat Dea yang terjebak di depan. ia di kelilingi orang-orang tak bersahabat tadi. wajahnya, uhm, sangat menunjukkan dia itu, uhm, apa ya, lelah? atau semacamnya.
aku berdiri di samping Nurul. dan ada ibu-ibu duduk menyamping di depanku. aku tergencet ke depannya. aw, orang-orang terus mendorongku dan memaksa masuk. nafasku mulai sesak lagi. aku berkeringat sangat banyak.
ketika sampai di stasiun berikutnya, orang-orang mulai bergerak lagi. ya ampun, antara yang mau keluar dan yang mau masuk benar-benar bobrok. masing-masing tidak mau kalah. aku dan Nurul tergencet lagi. ketika kereta mulai bergerak, Dea menerobos orang agar bisa berkumpul denganku dan Nurul.
Aku merasa ada yang bersandar di punggungku. benar saja, seseorang memunggungiku dan bersandar padaku. hellooo saya sudah mau tumbang iniii~
aku merasa kesal sama kakak laki-laki berjaket biru yang duduk dekat jendela dengan enaknya. yaa, disampingku ada ibu-ibu yang berdiri. dan dia nggak ngasih tempat duduknya, sopan sekali bukan? yap. nggak keringetan nggak merasa gerah, enak banget kayaknya. ckckck. dan, ada bapak-bapak yang berdiri dekat jendela, tepatnya, menutupi jendela.
"Nu, bapak-bapak itu nutupin udara masuk Nu..." kataku pelan pada Nurul. Nurul mengangguk setuju.
beberapa saat kemudian, "Ma, ayo ma, jalan ke depan, bentar lagi Rawabuntu" kata Nurul ke Dea. aku menyamping menghadap Dea. Dea mulai bergerak. aku juga, tapi karena arus yang kembali mendorongku. oke.. penuh. nggak bisa keluar begini mah.
orang-orang mulai ramai. mulai ramai oleh kata-kata "yang masuk dulu!" atau "yang keluar duluu!"
kita sudah sampai di stasiun Rawabuntu. rasanya makin padat saja. aku jadi khawatir, apakah kami bisa keluar atau tidak. keadaan ramai. aku bingung saat itu.
ada yang bertanya, kami akan turun dimana, dan Nurul menjawab di sini, di rawabuntu. kemudian, ada yang menyahut, "udah... turun di serpong aja serpong..."
enak banget ngomongnya, emang dikira kita tau jalan dari serpong?
tau tau, kereta mulai bergerak. aku terbelalak. "Nu?!"
"gila... kita lanjut..."
dan, terbawalah kami ke serpong dengan kereta itu.
kami sampai di stasiun serpong. dan semoga kami bisa keluar dari kereta ekonomi penuh manusia itu. orang-orang yang tadi bertanya pada kami, berbicara kami harus cepat-cepat keluar sebelum kereta jalan lagi. ya memang itu yang daritadi aku pikirkan ibu, bapakk....
oke, kalo pada main kasar, saya juga gak takut main kasar. Dea mulai menerobos paksa orang-orang yang memaksa masuk itu. kemudian, aku mengikutinya di belakang. dan.. aku seperti di tarik masuk, tapi aku memaksa untuk lewat.
sebelum keluar, ada seseorang bilang, "bagus dek, terobos aja, entar kebawa lagi" siap boss.
aku melihat cahaya dan langsung berlari kearah cahaya itu. tasku sudah melorot diujung tangan kananku, karna sudah terlepas dari tangan kiriku saat menerobos orang-orang itu.
Dea, Nurul, dan aku menghela nafas lega dengan keras saat kami sudah keluar dari kereta itu. aku melempar tas ranselku ke bawah "WHAT!" aku terengah-engah. akhirnya keluar dari kereta biadab itu.
aku, dea, dan nurul duduk di bawah mengikuti tasku yang sudah tergeletak. kami mulai ngedumel macam-macam dan nggak mau menaiki kereta ekonomi itu. kami sudah mandi keringat didalam sana. rebutan oksigen. di dorong sana dorong sini, di gencat-gencet pulaa. dan parahnya lagi kami terbawa sampai serpong! oh my god.
"gila, kita harusnya turun di rawabuntu malah sampe ke serpong"
"emang dikira kita tau jalan apa?"
"helloo nggak ngeliat apa kita anak kecil? ish.." sahutku.
kemudian kami masih ingin melepas lelah. bodo amat diliatin orang-orang karna duduk di jalan. siapa suruh ngebawa kita ke serpong? huft.
"Ta, kita basah kena keringet orang" kata Dea tiba-tiba.
"hah? apaan?" aku kaget.
"nih, ini keringet oraaang...." Dea menunjukkin jilbab di punggungnya yang menunjukkan buletan warna gelap, menunjukkan jilbab itu basah. yakh.
aku menengok ke jilbab belakangku sendiri. oh my god, lingkaran sama, malah lebih besaaar. ya Allaaah.... aku merasa jijik sama diri sendiri. dekil dekil deh ini.
"huaaa kalo keringet sendiri sih mending, ini keringet orang... ya allaaah tolong" jeritku tertahan.
setelah mengumpulkan roh kembali ke tubuh kami, kami mulai berdiri dan berpikir bagaimana bisa keluar dari sini. wow, aku sama sekali nggak tau ini dimana. Nurul dan Dea juga nggak tau. tapi Nurul bilang ibunya pernah ngasih tau caranya kalo dari serpong ke BSD. jadi dia lagi nginget-nginget.
tapi, kita malah nanya orang sana-sini. ngga juga sih, kebanyakan orang-orang yang nanya "mau kemana dek?" jadi, kita tinggal jawab dan di kasih tau. heheh.
kita disuruh naik angkot biru muda bertuliskan 03, dan kami turun di POM BENSIN karna abangnya ngisi bensin dulu-___-".
kami bertiga jalan kaki sebentar ke ITCnya dan makan di KFC (makanan kebangsaan kalo lagi jalan bareng). haha, menemukan minuman baruu.. Mocca float di campur pepsi. hahaha rasanya lucu lho.. coba ajaa, entar ketawa.. wkwk.
oke, lanjut.
jadi, kami langsung ke BSD Junction di sebelah ITC. kami berjalan mengelilingi mall itu. Happy Puppy nya tidak ketemu-ketemu. tau-tau sudah sampai ujung dan itu adalah tempat untuk parkir basement. lha? kami memutar arah. dan bertemu orang lagi.
"mau kemana dek?"
entah waktu itu siapa yang menjawab, yang jelas aku diam saja dan terus jalan. "emangnya tampang kita itu tampang tersesat yak? daritadi di tanyain oraang mulu" kataku.
"haha, iya yak"
kemudian, kami berjalan cukup jauh dan akhirnya menemukan Happy Puppy. setelah mendaftar, kami menuju ruangan dan huaah! finally we got it!
Nurul langsung memilih lagu "Firework" hahah. sementara Dea dan Nurul mulai berkaraoke ria, aku duduk di soffa seberang sendiri. aku tiduran sambil memejamkan mata, capek gila.
yap, kami nyanyi-nyanyi sampe suara mau putus. berlomba-lomba untuk dapet nilai bagus. hahah, dan waktu akhirnya habis. sudah 2 jam kami bernyanyi ria.
kami ke lantai 4 untuk shalat kemudian baru membayar dan pulang.
sampai di depan Happy Puppy, ternyata hujan. lumayan deras yang membuat kami tidak mungkin berlari menembus hujan deras itu. kami duduk dulu di tangga dan mendengarkan rekaman-rekaman suara kami yang aku rekam tadi.
karena wkatu sudah menunjukkan pukul lima lebih, kami memilih untuk menembus hujan. diujung jalan kami menyebrang, ada angkot yang ngetem. kami memanggil angkot itu, tapi.. tuh angkot langsung jalan!
angkot kedua, bukan tujuan ke rawabuntu. huaah, padahal kami sudah naik ke dalam dan harus turun lagi. gila, maksudnya apa ini?
kemudian, angkot ketiga dan angkot keempat rese. kami sudah melambai-lambaikan tangan, tapi dikacangin. yea, well, memang kedua angkot itu penuh sih. dan akhirnya setelah angkot-angkot menyebalkan itu, kami berhasil naik angkot ke tujuan rawabuntu.
tapi...
yep. angkotnya ngetem mulu. huft. itu maksudnya apaaa? untung cuma kami bertiga di dalam angkot, kami bisa selonjoran dan hal semacamnya diangkot. tapi, hari semakin gelap dan angkot hijau ini sudah berkali-kali ngetem. entah jam berapa nanti akan dapat kereta. yang pasti bukan kereta EKONOMI!
sampai di rawabuntu, kami hujan-hujanan dan becek-becekkan lagi. setelah membeli tiket, kami duduk di peron 2 yang sepi.
"keretanya dapet kereta ekonomi AC jam 7"
kami bertiga duduk di kursi sambil mengobrol. Nurul tiba-tiba berlari menembus hujan, "mau kemana nu?" teriakku.
"ke warung!"
he? ngapain tuh anak ke warung? sambil nunggu, aku dan Dea mengobrol-ngobrol. saat itu masih jam 6 sore lebih, jadi masih lama untuk menunggu kereta. parahnya, kami bertiga itu basah kuyup. fiuh..
Nurul kembali dan membawa satu kantong pelastik hitam. ia menyodorkan roti dan memberikkan pada aku dan Dea. kami bertiga mengobrol dan bercanda-canda.
tiba-tiba, ada pengumuman tentang kereta yang akan segera datang. "kereta yang mana Nu?" tanyaku ke Nurul. "yak, yang ini kereta kalian" jawabnya.
terus, pas keretanya lewat, wow, sepiii.... asiiik, aku dan Dea lega karna kereta ini sepi dan tidak sesak seperti tadi siang. setelah berpisah dengan Nurul, aku dan Dea masuk ke kereta dingin itu.
aku dan Dea basah kuyup dan kedinginan. AC kereta ini terlalu dingin untuk kereta ekonomi AC. dan kereta ini juga terlalu bagus untuk kereta ekonomi AC. oke, aku melihat sekeliling dan berpikir, apakah benar kereta yang ini?
"Ma, bener ini kereta ekonomi AC?" aku bertanya pelan dengan agak gemetar.
"kaga tau.."
"kok kayak KRL yak? masalahnya, terlalu bagus buat ekonomi AC..." kataku lagi.
"haduu gak tau deh"
"dan, keretanya tadi jam berapa katanya? jam 7 kan? sekarang aja baru 06.20! hadu... salah beneran ini"
kami sedikit panik. tapi tiba-tiba, Dea bilang kereta ini memang lewat pondok ranji. ya sudah, aku menghela nafas lega. aku dan Dea mengobrol meski kedinginan. karena di luar gelap, aku berusaha melihat menembus kaca.
"ma, ma, ini udah sampe belum? stasiunnya mirip pondok ranji" aku menepuk pundak Dea.
"iya. iya." kata Dea sambil bangkit dari duduknya.
tepat kereta berhenti dan pintu terbuka otomatis, kami langsung melangkah keluar.
"eh? kok sepi?"
"ma, salah kali maaa!" kataku panik.
kami langsung muter balik dan kembali masuk. untung pintu kereta belum tertutup kembali. huft.. membingungkan.
"mau kemana dek?" yak, kami ditanya orang lain lagi. oh commooon!
"ke pondok ranji" jawabku polos.
"oh, masih satu kali lagi" kata bapak-bapak itu tanpa mengalihkan pandangan dari koran yang ia baca.
aku dan Dea duduk kembali di kursi. kami melanjutkan mengobrol kami yang tidak ada ujungnya, dan akhirnya kita sampe. fiuh!
benar, ini pondok ranji. haha, ada sesuatu yang mengingatkanku sama stasiun ini. jadi, kami turun dan jalan ke depan setelah kereta lewat. aku berpisah dengannya. dia tinggal jalan ke rumahnya, dan aku naik ojek.
keadaan masih hujan dan aku makin kedinginan. setelah sampai rumah aku langsung tepaaarr!
oh yeah, dan our journey is over. huah, a journey with SI ALON (baca: sialan. karena segala kesialan kami tadi).
hahah, SELESAI!
No comments:
Post a Comment
Any comments?