Pages

Thursday, July 21, 2011

Make It Strong :)

astaghfirullahaladzim, hari ini bener-bener nguji hati banget. :(

baru kali ini lho aku ngerasa hampir nangis di sekolah. padahal sebelumnya ga pernah ada kejadian kayak begini.. adohh.

tadi hampir nangisnya udah bener-bener hampir tuh. tinggil sekali sesenggukan aja, pasti udah kejer. tapi, tarik nafas pelan-pelan.. buang pelan-pelan.. nangis itu ketelen lagi.

well, tapi emang ga bertahan lama sih. tapi tetep aku lakuin itu terus menerus.

Aneh ya, tiba-tiba aku hampir nangis? aku sendiri merasa aneh.

pokonya, akhir-akhir ini, aku selalu merasa ngga enak deh, pengennya nangis. sampe kemaren malem, aku nangis dan ngumpet di dalem lemari(kerennya, aku masih muat ngumpet didalem lemari, hehe).

haha, tapi, kalo aku pikir-pikir, andaikan aku melihat diriku sendiri yang sedang seperti itu.. kayaknya.. kasian. lucu juga. tapi.. menyedihkan juga.

nih, aku gambarkan ya.

jadi, ada seorang cewek kecil nangis di kamarnya sambil memeluk boneka teddy bear kesayangannya, dia nangis dalam diam. air matanya mengalir terus menerus. air matanya pun banyak yang jatuh ke tempat tidur. ia menghapus air matanya dengan beberapa gerakan kasar.

karena kesal sendiri ia sudah menangis, ia melangkah ke lemari berwarna cokelat muda. lemari yang bisa dia sebut "markas". dulu, ia sering mengumpat disana. entah apa saja yang dia lakukan didalam. tapi menginjak SMP, ia jarang main di markas lagi. dan sekarang, ia ingin kembali ke markasnya.

masih sambil memeluk bonekanya, mata sembab, dan wajah menangis ia masuk ke dalam lemari. masih muat. meskipun gelap, gelapnya tidak menyeramkan. gelapnya justru menenangkan. makanya dia suka di dalam.

kemudian, kejadian yang membuatnya menangis terbayang lagi, melintasi otaknya begitu saja. ia kembali memikirkan hal itu, dan air matanya menetes lagi.

pikiran-pikiran itu semakin jelas dan semakin menyiksa hati kecilnya. ia menangis sekencang-kencangnya disana. sekencang yang ia bisa. ia hanya berharap suara tangisannya tidak terdengar sampai keluar. ah, tapi itu tidak mungkin. kan ia didalam lemari.

sambil memeluk erat bonekanya, ia sesenggukan dengan rahang gigi yang bergetar. yang berarti tanda ia benar-benar ingin mengeluarkan semua kesakitan didalam hatinya. 

ia terus saja mengusap air matanya dengan kasar. "kapan ini bakal selesai?! kenapa ngga berhenti-berhenti keluar?!" ia berteriak dalam diam.

dan akhirnya, ia tertidur di kasurnya tanpa memedulikan hal lain. setelah menangis, memang lebih enak tidur. itulah yang ia anggap selama ini.

dan, gambarannya sampai sini aja.


terus, hari ini kan ada rapat BEST, aku sama sekali ngga bersemangat. sama sekali ngga niat. aku duduk di paling belakang dengan posisi duduk yang merosot. benar-benar ingin menangis lagi. okeh, itu ngga mungkin dan itu ngga boleh. aku harus kuat. seengganya ngga disekolah.

pertama, aku ke kamar mandi sama Dina. kita nenangin pikiran dengan cuci muka. okelah.. sedikit tenang.

kedua, aku ke kamar mandi sama Hana(staff menteri ku. menteri BUSA). dia ke toilet sedangkan aku cuci muka lagi. tadi aku benar-benar hampir menangis. untung bisa kembali ku telan.

ternyata, Hana lama di toiletnya. pikiran itu muncul lagi. dan sekarang, bukan membuatku sedih, tapi membuatku kesal. marah. bete. semmmuanya. aku memukul dinding.

aku tau, itu tindakan yang snagat bodoh. sudah sakit di dalam, di luar pun pasti sakit.

oke, tapi karena aku terlalu kesal, aku memukul lagi dinding itu berkali-kali. dan Hana belum muncul juga. yaudah, aku balik duluan ke ruang B.inggris(tempat rapat berlangsung).

pas di ruang bahasa inggris, aku duduk di bawah. disamping kursinya Shabrina dan Dina.

aku mendongak ke Dina "ka, sakiit.." aneh deh. pokonya suaraku yang keluar pas itu adalah suara anak kecil yang memelas. tetapi dari mukaku, aku yakin aku ngga keliatan seperti bercanda.

"itu kenapa, Ade?" (ya.. aku dipanggil "ade'" sama Dina, dan aku memanggilnya "kaka").

"tadi aku mukul-mukul dinding..." kataku lagi. aku yakin suaraku masih seperti anak kecil. seriuslah, itu tak dibuat-buat.

"yah, dinding kok dipukul sih?" kata Shabrina menyahut.

"lagian kesel..." kataku lagi dengan polosnya.

"kesel sama siapa?"

"sama semmmuanyaa" jawabku asal. okelah, ga terlalu asal sih.

"berarti sama aku juga?" kata Shabrina sambil nunjuk dirinya.

"engga..." jawabku dengan intonasi yang mungkin dianggap Dina lucu, soalnya abis itu dia ketawa sambil nyubit pipi aku. lah..

"njiahaha, si Ade.." Dina ketawa kecil. dan sebentar doang.

terus, ya gitu deh.. pas pulangnya juga parah banget.

masa semua ceweknya udah pulang, sedangkan aku masih duduk baca buku di teras. aku nungguin jemputan ojek yang tadi udah ku telpon tapi belom dateng-dateng juga.

aku perempuan sendiri. sisanya yang masih disekolah itu anak laki-laki semua. cuma tiga sih. kayaknya. yang keliatan cuma segitu. laki-lakinya tuh ada Hafidz, Sulai, sama Jihat. yang kuliaht sih mereka.

udah deh, akhirnya aku pulang. aku bener-bener pengen pulang. dari pagi sampe sore mau pulang nyiksa mulu. aduh..

astaghfirullah... aku harus belajar lebih kuat lagi. amin.


haha, aneh ya, tiba-tiba aku ngomong kayak beginian. baru kali ini aku mau ngeposting kayak beginian. ckckck.. ini namanya melampiaskan. supaya bisa agak tenang.


DONE! Bubye! :)

No comments:

Post a Comment

Any comments?

22 YEARS OF EXISTENCE + a throwback

I always thought the age 22 is very mature, like you've experienced so much in life, you'll be wiser with your adulting stuff, but...